Tambang Batu Bara

Pemilihan metode penambangan sangat ditentukan oleh unsur geologi endapan batu bara. Saat ini, tambang bawah tanah menghasilkan sekitar 60% dari produksi batu bara dunia, walaupun beberapa negara penghasil batu bara yang besar..........

Alat Berat dan Kapasitas Produksi

Karakteristik fisik material yang akan digali baik tanah penutup maupun komoditi harus diketahui secara pasti, hal ini untuk menentukan tipe alat yang cocok untuk digunakan..........

Pengertian Batu Bara

Mutu dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas organik’..........

Evaluasi Tambang

Evaluasi atas beberepe alternatif investasi utk memilih alternatif yg akan memaksimalkan keuntungan dr setiap dollar/rupiah yg ditanam merupakan sasaran kunci..........

Pengenalan Bahan Peledak

Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan karena tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang mempengaruhi kualitas..........

Sabtu, 24 Desember 2011

TV Online Indonesia

                                                                                                                                                       
                                                                                                                                                  
                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                       
                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                   
                                                                                                                                                            
                                                                                                                                                            

                                                                                                                                                               




Read More... TV Online Indonesia

Toko Kain TUNAS JAYA Kabupaten Sragen

Semangat Pagi All Blogger Indonesia....  
Perlu Diketahui Bahwa Blog Ini Dibuat Untuk Sharing Masalah Kemajuan IPTEK Dunia Pertambangan Dan Tempat Berbagi Ilmu Pengetahuan Tambang. Blog Ini Di Sponsori Toko Kain Tunas Jaya Sragen

Terima Kasih Atas Kunjungannya...
Read More... Toko Kain TUNAS JAYA Kabupaten Sragen

Jumat, 23 Desember 2011

Batubara Muda Untuk Pembangkit Listrik

INDONESIA termasuk negara dengan sumber tambang batu bara terbesar di dunia. Cadangannya diperkirakan 36,3 milyar ton. Hanya saja 50-85 persennya berkualitas rendah. Ini dilihat dari nilai kalori pembakarannya yang rendah, dan kadar sulfur serta airnya yang tergolong tinggi. Karena itu, batu bara muda yang disebut juga batu bara lignit atau batu bara cokelat tidak ekonomis dimanfaatkan sebagai bahan bakar.Bila sumber energi ini dibawa ke lokasi yang jauh dari areal tambang, maka biaya transportasinya menjadi mahal. Karena ongkos angkut itu sebenarnya dikeluarkan untuk membawa air dan abu yang nantinya harus dibuang dalam proses pemanfaatan batu bara.
Ketika dibakar, banyak energi yang terbuang untuk menguapkan air, sedangkan nilai kalori yang diperoleh relatif rendah. Selain itu, kandungan sulfur yang tinggi akan menjadi gas pencemar. Karenanya diperlukan biaya tambahan untuk mengurangi emisi gas sulfur.
Dengan adanya masalah tersebut, bila terdapat lapisan batu bara lignit dalam penambangan batu bara, maka penambang hanya mengambil lapisan yang berkualitas tinggi. Sedangkan batu bara lignit akan disingkirkan atau ditimbun kembali di lokasi tambang.
Pemanfaatan lignit
Belakangan ini, dengan dihapusnya subsidi BBM (bahan bakar minyak) yang melambungkan harga BBM di Indonesia, batu bara mulai dilirik. Dalam perhitungan Firdaus Akmal, Dirut PT Indonesia Power, bahan bakar ini lebih murah dibandingkan BBM. Bila menggunakan solar atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), harga listrik mencapai Rp 500 per kWh. Dengan batu bara, biaya pembangkitan hanya sekitar Rp 50 per kWH. Dengan demikan akan menghemat biaya kurang lebih Rp 30 milyar per tahun.
Namun, untuk menggunakan batu bara-dalam hal ini batu bara muda sebagai bahan bakar pembangkit-perlu ada pendekatan khusus, masalahnya karena ada faktor kendala, yaitu kandungan air dan sulfur yang tinggi.
Solusi yang diambil adalah membangun instalasi pembangkit dekat daerah pertambangan batu bara, sehingga biaya transportasi minimal. Selain itu juga dikembangkan teknis proses pembakaran batu bara muda yang dapat mereduksi gas sulfur ke udara sehingga pencemaran gas ini pun dapat ditekan.
Pemanfaatan lignit ini sebagai bahan bakar pembangkit listrik di mulut tambang, sebenarnya pernah dirintis pada tahun 1997 oleh BPPT beker ja sama dengan HRL (Herman Research Laboratory) Technology Pty Ltd Australia, PT Bukit Asam, Departemen Pertambangan dan Energi, serta PT PLN. Namun menurut penjelasan Bambang Gambiro, Direktur Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi BPPT, kepada Kompas akhir Juli lalu, proyek itu terhenti pada tahun 1998 karena krisis ekonomi.
Padahal menurut rencana akan dilakukan uji coba penggunaan batu bara muda dari Tanjung Enim Sumatera Selatan dan beberapa tempat di Indonesia, menggunakan sistem proses IDGCC (Integrated Drying Gasification Combine Cycle). Pengembangan teknologi IDGCC ini sendiri di Australia, telah dimulai sejak tahun 1990.
Dasar prosesnya pada pengeringan dan gasifikasi batu bara untuk digunakan pada turbin gas siklus ganda. Karena menggunakan siklus pembakaran ganda, efisiensi konversi energi dengan teknologi IDGCC dapat dinaikkan dari 29 persen menjadi 42 persen. Hasil penelitian dan evaluasi ekonominya menunjukkan, teknologi itu layak dan ekonomis.
Pembangkit listrik 10 MW yang menggunakan sistem IDGCC di Morwell Victoria mampu memproses 240 ton batu bara muda per hari. Riset yang dilakukan HRL antara lain bertujuan mengurangi biaya pembangkitan dan emisi gas CO2 yang dikeluarkan pembangkit listrik batu bara muda.
PLTU Berau
Upaya pemanfaatan batu bara mulai dirintis lagi tahun 2002. Kali ini akan dicoba menggunakan batu bara muda di Berau, Kalimantan Timur. Peletakan batu pertama pembangunan PLTU Mulut Tambang ini telah dilakukan Menristek Hatta Rajasa, Bupati Berau H Masdjuni, Dirut PT Berau Coal Jeffry Mulyono, dan Dirut PT Indonesia Power Firdaus Akmal, pada akhir Juli.
Seperti dikemukakan Masdjuni, upaya pemenuhan kebutuhan listrik bagi masyarakat daerah ini telah diprogram cukup lama oleh Pemda Kabupaten Berau. Selama ini energi listrik yang dipasok PT PLN (Persero) Ranting Tanjung Redep menggunakan PLTD telah maksimal memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Ini terlihat dari daya pembangkitan yang mampu dihasilkan PLTD sekitar 5,6 MW sedangkan beban puncaknya telah mencapai 5,4 MW. “Akibatnya, PLN terpaksa melakukan pemadaman secara bergilir bila terjadi kerusakan mesin,” ungkapnya. Sementara itu, permintaan penyambungan listrik sebesar 9,6 juta kWh namun yang terpenuhi baru 7,9 juta kWh. Masih kurang sekitar 1,6 juta kWh.
Jeffry mengatakan, PLTU Berau merupakan upaya pemanfaatan potensi batu bara muda yang melimpah dan mengurangi pemakaian solar. Dengan demikian juga akan menggantikan fungsi diesel yang biaya operasinya mahal. Proyek ini juga sebagai pilot project bagi daerah lainnya yang kaya dengan batu bara kalori rendah.
Tambang batu bara PT Berau Coal saat ini menggunakan daya sebesar 3,3 MW dengan produksi batu bara sekitar 6 juta ton per tahun. Sekarang ini kebutuhan daya listrik PT Berau Coal dipasok sendiri dari PLTD milik PT Berau Coal dengan bahan bakar solar.
Dikemukakan Firdaus, selain Berau beberapa kabupaten di Kalimantan Timur telah menandatangani MoU untuk pembangunan fasilitas yang sama yaitu dengan Sangata, Malinau, dan Tanjung Redeb. Sedangkan Kabupaten Pasir juga telah menyatakan keinginannya.
PLTU Mulut Tambang ini lokasinya berada di Desa Sambakungan, Kecamatan Gunung Tabur yang dikenal dengan nama daerah Lati itu dibangun atas kerja sama antara PT Indonesia Power, Pemda Kabupaten Berau, PT Berau Coal, dan BPPT. Proyek ini rencananya akan selesai pembangunannya pada bulan Agustus-September 2003, dan beroperasi secara komersial pada akhir tahun 2003.
PLTU berkapasitas 2×6 MW tersebut, jelas Kepala Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Sumber Daya Energi BPPT Agus Rusjana Hoetman, – yang mendesain pabrik tersebut – menggunakan sistem modul sehingga pembangunannya bisa menghemat biaya sekitar 30 persen. Biaya pembangunannya sekitar 10,5 juta dollar AS.
Instalasi pembangkit ini terdiri dari dua boiler stoker yang mampu membakar batu bara buangan dari berbagai peringkat tanpa menimbulkan masalah dalam pencapaian efisiensi dan memenuhi persyaratan lingkungan.
Desulfurisasi
Meskipun menggunakan batu bara dengan kandungan sulfur tinggi sekitar 1.7 – 3 persen, namun pembangkit listrik ini dilengkapi dengan peralatan desulfurisasi sehingga diharapkan kadar SO2 yang dihasilkan tidak lebih dari 750 ppm sesuai dengan baku mutu lingkungan hidup. Demikian juga dengan efek pencemaran lainnya.
Instalasi PLTU pengoperasiannya dengan kendali jarak jauh dari ruang kontrol menggunakan sistem kontrol berbasis microprocessor. Sedang penyaluran kepada masyarakat dilakukan dengan menggunakan sistem pendistribusian yang sudah ada, yaitu distribusi 20 kV, mengikuti jalur substation Lati ke substation Sambaliung yang melewati area di sekitar proyek.
Bahan baku batu bara akan diangkut dari tambang Lati yang dimiliki PT Berau Coal dengan menggunakan dump truk dari area penumpukan batu bara buangan (reject) di tambang Lati ke PLTU yang berjarak sekitar 2 kilometer. Luas areal tambang batu bara di Berau seluas 15.600 hektar, yang berada di Binungen, Lati, Punan, dan Kelai. Di Lati sendiri kawasan penambangannya seluas 6.984 hektar.
Read More... Batubara Muda Untuk Pembangkit Listrik

Selasa, 20 Desember 2011

Perencanaan Tambang Terbuka Batu Bara

PERENCANAAN tambang
1. Arti
2. Tujuan
3. Kandungan
4. Proses Perencanaan
5. Persyaratan untuk Perencanaan
6. Macam-macam perencanaan
7. Rancangan Produk

CONCEPTUAL mine PLANNING
1. Pelaksanaan dan Hasil Perencanaan Konseptual Tambang
- Langkah-Langkah
- Batas ultimate (Koordinat ,Kedalaman) Lokasi
- Luas ultimate 
- Volume ultimate (Cadangan tertambang, Waste)
- Rancangan Geometri tambang ultimate dan timbunan ultimate
- Rancangan interior tambang (Geometri)
- Rencana Urut-urutan penambangan dan penimbunan, penumpukan
- Rancangan produk (secara unik)
- Jadwal Produksi – Jadwal Pemasaran
- Umur tambang
- Biaya (Investasi dan Operasi)
- Kemampulabaan

2. Penerapan Rencana Konseptual
 
DETAILED mine planning
1. Pelaksanaan dan Hasil Perencanaan Rinci Tambang
- Langkah-langkah
- Batas Blok, Subblok (5 thn, 1 thn, bulanan)
- Luas Blok
- Volume Blok
- Rancangan geometri subblok (gali-angkut-timbun)
- Rancangan interior subblok (gali-angkut-timbun)
- Rancangan produk rinci
- Jadwal produksi – Jadwal Pemasaran Rinci
- Alat Rinci
- Penunjang
- Biaya Rinci
- Kemampulabaan

2. Pemanfaatan Rencana Rinci

Penambangan (mining)
Proses menggali cadangan bahan tambang yang berada dalam tanah (insitu) secara sistematik dan terencana, untuk mendapatkan produk yang dapat dipasarkan
 
 
 
Macam Cara Penambangan
a. Tambang Permukaan (Surface Mining)
b. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)
 
 

Tambang
a. Menggali batubara in situ sebagai bahan baku, untuk diolah menjadi produk yang akan dijual.
b. Keberadaan batubara dalam bentuk lapisan-lapisan pipih berlapis-lapis diselingi oleh tanah (batubara) penutup.
c. Kedudukan dan pemunculan batubara dalam tanah menentukan cara penambangan
d. Bentuk bahan galian dalam tanah dapat dianggap terdiri dari kubus-kubus “kecil” yang nantinya ditambang
e. Bentuk timbunan luar dan dalam tambang tergantung pada topografi landasan.

Tambang adalah seperti Pabrik
a. Bahan baku berada dalam tanah. (God’s act)
b. Menambang ---> Mengambil bahan baku secara ekonomik
c. Mengolah ---> mentransform bahan baku menjadi produk untuk dijual
d. Bahan Tambang (= Bahan Baku Produk Tambang)
# tidak terbarukan
# Bila habis, cari lokasi lain
# Harus hemat
e. Bahan Tambang terdapat di daerah 

Tambang Permukaan (Arti)
Tempat penggalian bahan tambang yang dekat dengan permukaan untuk mendapatkan satu atau lebih produk yang dapat dijual secara ekonomik
 
 

Tambang Permukaan (Proses)
a. Kegiatan 
Berai, Gali, Muat, Timbun, Tumpuk
b. Cara Gali 
* Sumuran Terbuka (Open Pit)
* Kelupas (Strip)
c. Hasil Galian 
Produk Tambang
d. Akibat Bukaan
* Timbunan Tanah Penutup
* Bentuk Bukaan : seperti Stadion
* Bentuk Timbunan : Bukit, mendatarkan lembah dll
e. Semakin dalam Nisbah Kupas naik
f. Berhenti bila sudah mendekati batas gali ekonomik
* Nisbah Kupas meningkat sebanding dengan kedalaman
g. Lanjut Ke Tambang Dalam
h. Bila harga batubara naik,Nisbah Kupas dapat dinaikkan
i. Ciri Geometri ---> Ada lereng berjenjang

Kegiatan Penggalian Tambang Permukaan
a. Menggali, suatu blok masa terbatas. ( seperti memakan coklat/kue tart)
b. Dibuat blok-blok penggalian, dibagi dalam subblok-subblok sesuai dengan satuan waktu dan mutu/ kadar
c. Dibuat jenjang-jenjang penggalian
d. Urutan penggalian mulai dari titik tertentu ,galian awal (box cut) Kemudian mengikuti pola, tertentu hingga akhir3
e. Penggalian dilakukan terpilih (selective) supaya produk sesuai dengan rancangan
* Tidak terjadi dilution
* Terjadi pembauran dengan sendirinya antara mutu rendah dan mutu tinggi
* Tidak terjadi longsor
f. Penggalian dalam subblok pada latar kerja suatu jenjang
g. PengupasanTanah Penutup
h. Penggalian Batubara 

Kegiatan Penimbunan Hasil Galian Tanah Penutup
a. Penimbunan suatu ruangan kosong seperti menimbun blok-blok coklat, mulai dari bawah
b. Dibuat blok-blok penimbunan dan dibagi dalam subblok-subblok
c. Urutan Penimbunan
* Mulai dari titik tertentu. Timbunan awal. Kemudian mengikuti arah dan pola tertentu, hingga akhir
d. Penimbunan dilakukan terpilih, Supaya :
* terbaur antara tanah kering dan lumpur 
* Tidak terjadi longsor
e. Penimbunan dalam subblok pada latar kerja suatu jenjang
f. Penimbunan diluar tambang, kemudian penimbunan dibekas tambang
g. Penimbunan mulai dari subblok bawah ke subblok atas
h. Tanah penutup bagian atas cenderung menjadi tanah timbunan subblok bawah (alas)

Kegiatan Penumpukan Bahan Galian (Sub Produk) hasil penambangan
a. Menumpuk disuatu stockpile yang dapat terdiri dari beberapa sub stockpile/kompartemen
b. Dibuat pola penumpukan, untuk terjadinya homogenisasi
c. Penumpukan dapat dilakukan terpilih, supaya :
# Terseragamkan (Homogenized)
# Terbaur (Blended)
d. Mutu batubara di Stockpile tergantung pada arah penambangan dan pola penumpukan
 
 
 
Perlunya Perencanaan Tambang dan Perencanaan Produk
a. Semua kegiatan memerlukan perencanaan
b. Perencanaan Carreer
c. Perencanaan Bisnis
d. Perencanaan Laba/Rugi
e. Perencanaan Keluarga
f. Perencanaan untuk merencanakan
PLAN TO PLAN
a. Produk tambang ---> Perencanaan Produk
b. Proses Penambangan ---> Perencanaan 

Perencanaan Dalam Daur Managemen (Untuk Semua Bidang)
 
 

PERENCANAAN TAMBANG
Rencana Tambang
Dokumen resmi yang dibuat secara sistematik dan memuat informasi, apa, dimana, bagaimana, oleh siapa, berapa, kapan, dengan apa, suatu tambang akan berproduksi
 
Catatan
Rencana adalah :
a. Simulasi masa depan
b. Perkiraan, asumsi
c. Antisipatif
Rencana merupakan : 
a. Keluaran dari suatu proses perencanaan oleh Divisi/Dinas Perencanaan Produksi
b. Acuan terpenting untuk pengambilan keputusan

Kandungan (Contents)
Rencana Tambang terdiri dari :
a. Rencana Produk (Sering dilupakan)
b. Rencana Cadangan yang dapat ditambang
c. Rencana Tambang (Penggalian, Penimbunan, dll)
* Geometri, Exterior, Interior
* Rencana Produksi (Jadwal Produksi)
d. Rencana Alat dan Sarana yang dipakai
e. Umur Tambang
f. Rencana Biaya (Investasi, Operasi)
g. Rencana Laba, Rencana Rugi ?

Proses Perencanaan Tambang
Proses mentransformasi data geologi, topografi, cadangan (mutu/kadar, jumlah) menjadi suatu rencana Produk rancangan tambang dan rencana penambangan


Persyaratan untuk Perencanaan Tambang
a. Data yang handal (reliable):  
- Accurate (cermat)
- Precise (teliti)
- Verified
- Validated     
b. Personel yang mempunyai :   
- Competency dan                                                  
- Motivation
c. Anggaran yang memadai (appropriate)

Catatan :
# Competency  :
- ability to demonstrate
- Knowledge
- Skill
# Motivation  :  
- spirit, drive

Macam Rencana Tambang
a. Rencana Konseptual Tambang (Ultimate, global, hingga mined out)
b. Rencana Rinci Tambang (Blockwise, Rinci, Periodik)

Rencana Konseptual Tambang (Global)
a. Merancang produk
b. Merancang bentuk dan geometri ultimate dari tambang (dan timbunan)
c. Menghitung Volume dan Berat (ton)
d. Mendapatkan :
* Cadangan Tertambang : Nisbah Kupas overall
* Cadangan Terpasarkan
e. Menentukan tingkat produksi hingga mined out 
f. Menentukan umur tambang
g. Menentukan urutan penambangan dan penimbunan (L.D)
h. Merancang jenjang-jenjang penggalian dan penimbunan
i. Menentukan cara penambangan
j. Menentukan alat

Rencana Rinci Tambang 
a. Mengguarantee rancangan produk untuk tiap tahun
b. Merancangan bentuk dan geometri (3 s/d 1 tahunan dari tambang. (dan timbunan).
c.  Mendapatkan jumlah dan mutu produk
d. Cadangan tertambang : Nisbah kupas periodik
e. Cadangan Terpasarkan 
f. Membuat jadwal produksi rinci (3 s.d. 1 tahun)

PERENCANAAN KONSEPTUAL TAMBANG
1. Arti
Conceptual Mine Planning
Perencanaan tambang secara garis besar, ultimate dan hingga mined out yang meliputi Produk, cadangan tertambang, Nisbah Kupas Overall, bentuk.  geometri, interior, urutan penambangan , peralatan, jadwal produksi hingga umur tambang, tata letak, biaya, dan kemampu labaan.

2. Tujuan
Adanya acuan untuk mengetahui
a. Produk yang dapat dihasilkan (Rancangan Produk)
b. Jumlah Cadangan Tertambang dan Nisbah Kupas Keseluruhan
c. Jumlah Cadangan Terpasarkan dan Nilai Tambang
d. Batas Ultimate : Tambang dan Timbunan (L-D)
e. Bentuk Ultimate Tambang dan Timbunan (L-D)
f. Volume Ultimate Tambang dan Timbunan (L-D)
g. Nisbah Kupas (NK overall, NK Pulang Pokok)
h. Tataletak Tambang dan Sarana
i. Luas Lahan yang diperlukan
j. Urut-urutan penambangan dan penimbunan (mulai, arah kemajuan)
k. Jadwal produksi untuk memenuhi permintaan pasar
l. Umur tambang permukaan
m. Alat yang dipakai
n. Biaya investasi, biaya produksi
o. Kemampulabaan
p. Nilai Produk (=Nilai Cadangan)
q. Kelanjutan ke tambang bawah tanah
r. Pemanfaatan lahan pasca tambang
s. Pemeliharaan lingkungan

Data yang diperlukan untuk perencanaan tambang
1. Data Utama
a. Data Legal (Kuasa pertambangan)
* Batas Koordinat
* Luas
* Keadaan Permukaan (Pemilikan, Pemanfaatan dll.)

2. Data Geologi
* Laporan 
* Geologi Permukaan
* Geologi Bawah Tanah
* Model Geologi 3D, peta Geologi
* Lithologi, (Macam batuan, Ketebalan Lapisan )
* Sedimentologi
* Struktur Geologi
- Lipatan
- Patahan
* Petrografi

3. Data Topografi
* Peta Topografi
* Skala 50.000 : 1, 10.000 : 1, 5.000 : 1, 1.000 : 1
* Koordinat
* Garis-Garis Ketinggian ( Kontur)
* Foto Udara
* Citra Satelit
Read More... Perencanaan Tambang Terbuka Batu Bara

Motor Grader

Formula : 
A = S x (Le - Lo) x 1000 x E
A = hourly operating area (m²/h)
S = Operating Speed (km/h)
Le = Effective Blade length (m) 
Lo = Width of overlap (m)
E = Job efficiency

Le = Effective Blade Length = Blade Length x Sin (angle)
The width of overlap is generally 0.6 m. This overlaps accounts for the need to keep the tires out of windrow on the return pass 

Example :
A 140H motor grader width a 3.66 m moldboard is performing road maintenance, average speed is 13 km/h with carry angle 60 degrees. Job efficiency is 0.90.
 
Solution :
Effective blade = 3.66 x sin 60 = 3.17 m
Production :
= 13 km/h x (3.17 - 0.6 m) x 1000 x 0.90 
= 30 069 m²/hr
Read More... Motor Grader

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More